Mungkin kesan pertama kita mendengar keempat kata tersebut adalah arti yang sama satu dengan yang lain. dan ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki
kemiripan arti dengan bohong, misalnya tipu, dusta, gombal dan bual. Secara
bergantian orang sering memakai kata-kata tersebut untuk hal yang sama.
Misalnya ketika seorang pemuda berjanji akan datang membawakan bunga untuk
gadis pujaannya namun tidak ditepati, maka cukup lazim jika si pemuda dikatakan
‘bohong’ atau ‘gombal’ atau ‘bual’. Kata ‘tipu’ dan ‘dusta’ sangat jarang
digunakan.
Dalam kehidupan keseharian, kata tipu, biasa digunakan untuk
seseorang yang mengatakan sesuatu tidak benar demi meraih keuntungan pribadi.
Misalnya mengatakan jam yang dimiliki asli sehingga dijual dengan harga mahal.
Padahal sesungguhnya jam tersebut merupakan barang palsu. Pada kasus semacam
ini, meskipun kata bohong bisa dipakai, tapi yang paling lazim digunakan adalah
tipu (kata kerjanya adalah menipu). Artinya, jelas ada perbedaan diantara
kata-kata tersebut meskipun semuanya mengandung makna adanya sesuatu yang tidak
sesuai dengan realitas yang terjadi atau diharapkan.
Kata ‘bohong’ (kata kerjanya adalah berbohong) cenderung
digunakan untuk kasus-kasus yang bernuansa netral dan biasa. Sebaliknya kata
‘tipu’ biasa digunakan pada kasus-kasus yang cenderung menimbulkan kerugian
pihak yang dibohongi atau yang ditipu. Nuansanya cenderung lebih suram atau
berbau kriminalitas daripada kata ‘bohong’. Kata ‘tipu’ juga cenderung
menyatakan kasus dimana ada seseorang yang mengingkari kesepakatan atau
perjanjian. Misalkan Ita mengatakan akan membayar tunai motor Supra X milik Bejo
kurang dari 4 jam dengan nilai Rp. 5 juta. Setelah 4 jam ternyata Ita tidak
muncul dan malah melarikan motor Bejo. Pada kasus ini, kata ‘tipu’ paling tepat
digunakan.
Kata ‘dusta’ (kata kerjanya adalah berdusta) memiliki arti
sedikit rumit. Kata ini sepertinya digunakan untuk bohong yang sangat berat
jika ditimbang secara moral. Kata ‘dusta’ cenderung digunakan pada saat bohong
dilakukan, sekaligus adanya pengingkaran terhadap sesuatu yang diyakini benar
oleh umumnya masyarakat. Misalnya kalimat “ia mendustai agama”, dimaksudkan
adanya pengingkaran kebenaran agama yang dianggap mutlak. Seseorang yang
dikatakan berdusta seolah-olah telah melakukan tingkat penyimpangan lebih besar
dari sekedar bohong biasa.
Bagaimana dengan kata bual? Terkesan kata ‘bual’, yang
merupakan bohong juga, adalah versi lain kata ‘bohong’ untuk peristiwa yang
sama sekali kurang penting atau tidak dianggap penting dan tidak pula dianggap
serius. Seseorang yang mengaku-ngaku pernah bertamasya ke Antartika, padahal ke
kota saja belum pernah, jarang akan dikatakan bohong, lebih mungkin jika
dikatakan ‘bual’ sebab kebohongan itu tidak mempengaruhi apa-apa dan malah
terdengar bodoh.
Kata ‘gombal’ (kata kerjanya adalah menggombal) memiliki
makna agak menyimpang dari kata-kata yang lain. Kata ini cenderung digunakan
untuk mengatakan sesuatu melebihi dari porsi sewajarnya dan juga adanya
pengingkaran janji. Misalnya, Doni berjanji akan datang apel setiap malam
Minggu, selalu membawakan cokelat terbaik, dan mengajak Tita, pacarnya,
keliling kota. Kenyataannya tidak demikian. Doni selalu enggan apel apalagi
keliling kota, dan boro-boro membawa cokelat. Dalam kasus cokelat ini, Doni
dikatakan gombal.
bual-bohong-dusta-tipu, sementara gombal bisa diletakkan
sebelum atau sesudah bual.
Itulah beberapa pengetahuan tentang arti dari beberapa kata yang sebenarnya makna dari kata-kata tersebut adalah sama.
semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda semua.
0 komentar:
Post a Comment