Saturday, March 8, 2014

Tips Memahami Anak Pemalu



Apakah anda sebagai orang tua maupun seseorang yang bertemu dengan anak pemalu? Berikut adalah beberapa tips menanganinya didahului dengan beberapa fakta.
Setelah menyandang gelar orangtua baru setelah kelahiran sang buah hati, selain rasa bahagia yang sudah pasti Anda rasakan, Anda pun mau tidak mau harus berhadapan dengan hal-hal baru seperti menyusui, bayi sebagai bagian dari rutinitas harian. Meskipun Anda sudah merasa mempersiapkan diri sebaik-baiknya, namun akan selalu ada beberapa hal yang terlewat.  Seperti halnya mempunyai anak yang sifatnya pemalu,
bangun tengah malam, mengganti popok hingga mencoba memahami makna tangisan
Memberi pelajaran kepada anak agar dapat berperilaku baik tidak perlu dengan cara kekerasan, dengan pukulan. Memukul adalah bukan cara yang baik untuk menghentikan perilaku buruk anak. Justru boleh jadi hanya akan membuat anak merasa bingung, kecewa dan terluka bathinnya. Ia tidak akan percaya bahwa orang yang selama ini dianggap sebagai tempatnya berlindung dan mendapatkan kasih sayang ternyata berbuat kasar terhadapnya.

Anak Anda yang kini berusia 2 tahun  kerap bersembunyi di balik bokong Anda? Tak perlu risau. ia bisa beradaptasi dengan baik. Malu atau menjadi malu di usia tertentu, bukanlah bagian dari perkembangan. Bila anak tumbuh menjadi pemalu, sifatnya itu lebih sebagai hasil proses belajar dari lingkungan.
memperingatkan dengan kata-kata, menyingkirkan mainan kesukaannya, membatasi penggunaan televisi, komputer, sepeda, atau aktivitas menarik lainnya. Selain itu, bawa dia ke tempat ‘menenangkan diri’ yang berbeda dari kamar tidurnya; bisa di pojok ruangan, kursi khusus, atau dengan cara menidurkannya lebih awal adalah beberapa alternative yang baik agar anak menjadi akrab dengan orang tuanya serta percaya kepada dirinya sendiri.

Jangan memberi label. Di usia dua tahun, anak belajar berinteraksi di lingkungannya. Ada anak yang mudah melebur dengan situasi baru, ada juga anak yang butuh waktu untuk mengamati situasi baru untuk akhirnya melebur.

Jadi, sebetulnya, tak ada alasan untuk mempersoalkan sikap pemalu anak. Sebab, anak pemalu pun umumnya dapat menyesuaikan diri dengan baik. Memang, belum ada penelitian membuktikan anak pemalu mengalami kesulitan mengikuti pelajaran atau gagal dalam pekerjaan.
Memberi label pemalu pada anak bukan tindakan tepat, karena anak tak pernah berpikir dirinya itu pemalu. Bila sering dikatakan pemalu, ia akhirnya yakin dirinya memang pemalu.

Apalagi ketika Anda mengatakan ia pemalu dengan sedikit gusar. Dengan cara itu Anda mengirim pesan bahwa anak "cacat". Padahal, anak merasa normal-normal saja. Lebih baik Anda mengatakan pada orang lain, "Anak saya memang butuh waktu agak lama sampai dia merasa nyaman di lingkungan baru."

Siapkan menghadapi situasi baru. Anda dapat membantu anak menghilangkan rasa malu sehingga lebih mudah baginya menghadapi situasi baru. Cara berikut ini dapat Anda coba:
  • Perbanyak pergaulan . Perkenalkan anak pada anak seorang teman. Namun jangan berharap terlalu banyak. Mungkin awalnya agak sulit sebelum anak-anak itu akhirnya merasa cocok. Bila anak dapat membangun kedekatan dengan satu orang temannya, ia akan belajar bagaimana mengatasi diri sendiri, dan si teman akan membantunya masuk kelompok yang lebih besar. Teman yang berusia lebih besar akan membimbingnya dalam bermain, sehingga ia merasa lebih percaya diri.
Bermain peran dengan boneka tangan. Mintalah anak berperan sebagai orang tua bagi anak pemalu yang Anda perankan. Ciptakan dialog, yang intinya membantu si pemalu merasa lebih percaya diri di lingkungan sekitarnya.

Demikianlah beberapa kiat dalam menangani anak yang pemalu, 
Semoga Artikel ini dapat bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment